Minggu, 20 Oktober 2013

Ritual Pendewasaan Diri Suku Nagekeo (Nusa Tenggara Timur)



Menjadi seseorang yang dikatakan dewasa memang diperlukan sebuah proses yang panjang, entah itu dimulai dari proses meningkatnya usia sampai sikap dan cara berpikir. Sama halnya di Kabupaten Nagekeo, kedewasaan seorang perempuan harus melalui sebuah proses adat. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat suku Dhawe di Kabupaten Nagekeo. Proses pendewasaan seorang perempuan harus melalui sebuah ritual potong gigi, yang dalam bahasa setempat ritual adat ini disebut  “Sorongi’is”. Uniknya, ritual ini biasa dilakukan pada rentang usia pra remaja atau remaja, tergantung pada kemampuan orang tua anak. Ritual ini sebagai salah satu pelengkap dalam proses menuju jenjang pernikahan.

Dua orang anak perempuan berbusana adat nampak tengah berbaring di apit oleh sang nenek. Tidak lama kemudian, seorang bapak yang ditunjuk sebagai petugas potong gigi mendekat dan memegang rahang sang anak sambil memintanya untuk membuka mulut. Sebuah batu asah kecil langsung ditancapkan ke gigi sang anak. Kontan saja wajah sang anak meringis dan mengeluarkan rintihan menahan ngilu ketika batu asah tersebut di gosok berulang-ulang kali.

Setelah dirasa permukaan gigi telah rata, sang anak kemudian diserahkan ke salah satu ibu untuk diobati. Disini pengobatan hanya mengandalkan ramuan ala kampung berupa buah pinang yang masih mentah. Sang anak diharuskan mengunyah buah pinang tersebut beberapa kali sekedar menghilangkan rasa ngilu.

Inilah puncak dari semua rangkaian pendewasaan perempuan di suku Dhawe Kabupaten Nagekeo. Ritual Sorongi’is mengandung makna bahwa anak tersebut telah dewasa dalam hukum adat. Seperti yang di tuturkan Donatus Dua, salah satu tetua adat suku Dhawe, suatu saat jika sampai pada usia siap pinang, hukum adat sudah  merestui jika ada lelaki yang datang meminang,
Sebelum menuju ritual Sorongi’is, pihak keluarga harus menjalani beberapa rangkaian acara adat. Malam sebelumnya, pihak keluarga maupun undangan akan melaksanakan tandak. Mereka mulai menari,  bernyanyi dan berpantun mengelilingi api unggun sambil berpegang tangan.

Syair-syair dalam irama tandak mengisahkan tentang arwah nenek moyang dan sejumlah ajaran-ajaran adat dalam kehidupan. Sesekali di selingi dengan pantun yang diucapkan secara berbalasan dari kaum perempuan dan laki-laki. Isi pantun kadang bernada humor, yang mengundang gelak tawa dari para penonton. Untuk menambah semangat, seorang petugas akan terus menghidangkan sirih pinang dan moke, minuman khas Nagekeo kepada para peserta tandak. Dalam bahasa setempat, acara tandak ini disebut “Wai Sekutu”.

Tidak lama kemudian, anak yang akan potong gigi diboyong oleh orang tuanya untuk disertakan dalam tandak. Disini sang anak harus menggunakan busana adat dan menutup mulutnya dengan selempang. Selama mengikuti proses ini, anak tersebut senantiasa mendapatkan pengawasan dari pihak keluarga untuk tidak berkomunikasi secara langsung dengan siapa saja. Dalam acara tandak, sang anak hanya diberikan kesempatan lima kali berputar mengelilingi api unggun bersama peserta tandak yang lain. Kemudian kembali diboyong ke kamar untuk beristirahat. Acara tandak berlangsung non stop semalam suntuk. Seiring mentari terbit,  acara tandak pun bubar. 

Sebelum menuju acara potong gigi, pihak keluarga harus melaksanakan sebuah ritual lagi yaitu, mengantar sesajian kepada leluhur. Sesajian biasanya terdiri dari nasi, daging, sirih pinang dan moke. Sesajian ini sebagai bentuk ucapan syukur kepada leluhur sekaligus memohon berkat untuk penyelenggaraan acara.

Ketika tiba sampai puncak acara, sang anak dituntun keluar rumah oleh orang tuanya. Proses potong gigi harus dilaksanakan dirumah tetangga yang masih memiliki hubungan keluarga. Namun, sebelum rombongan menuju rumah tetangga, terlebih dahulu anak diberkati dengan sapaan adat oleh salah satu tetua adat. Sapaan adat diikuti dengan percikan beras sebanyak lima kali ke arah anak. Ritual pemberkataan ini di sebut “Resa Kuras”. Setelah itu, sang anak akan diayun oleh ayahnya sebanyak lima kali di atas seekor babi yang diletakan di depan rumah. Pada hitungan yang kelima,  anak tersebut diayun melewati babi dan siap berjalan menuju rumah tetangga tempat dilaksanakannya ritual potong gigi. Di rumah tersebut sudah menanti petugas potong gigi yang telah siap dengan sebuah batu asah kecil. Petugas ini harus berasal dari anggota keluarga.
 Salah satu petugas pencatat bingkisan dari sanak keluarga

Seluruh rangkaian acara ini boleh dibilang memerlukan biaya yang tidak sedikit. Biasanya jauh-jauh hari pihak keluarga sudah menyiapkan segala kebutuhan acara, mulai dari hewan sapi, kerbau, babi dan kambing yang siap di korbankan untuk makan bersama. Bagi orang tua anak, persiapan acara ini mungkin bisa tertolong dengan bingkisan-bingkisan yang dibawa oleh para undangan. Namun, pihak orang tua pun harus memikirkan untuk bagaimana membalas kembali bingkisan-bingkisan tersebut. Karena sudah menjadi tradisi,  pihak keluarga selaku undangan yang membawa bingkisan berupa tikar, bantal ataupun beras akan menerima balasan berupa kambing ataupun babi. Sebaliknya, yang membawa bingkisan babi ataupun kambing akan menerima balasan tikar ataupun beras.

Bagaimanapun, dibalik semua proses Sorongi’is ini, terselip perasaan lega dan bangga. Setidaknya, tanggung jawab orangtua dalam hukum adat telah dilaksanakan,  walaupun secara ekonomis  biaya yang dikeluarkan cukup besar.


Dikutip dari sumber : http://awalnya.blogspot.com/2011/12/sorongiis-ritual-pendewasaan-perempuan.html

Jumat, 11 Oktober 2013

Stand Up Comedy (Budaya Amerika)

Mungkin saat ini budaya lawak seperti ludruk, wayang orang, dll sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia seiring perkembangan zaman. Berbagai macam hiburan alternatif perlahan muncul. Nah, salah satunya adalah lawakan tunggal atau sekarang disebut Stand Up Comedy.

Lawakan tunggal atau komedi tunggal (bahasa Inggris: Stand-up comedy, harfiah "komedi berdiri"), adalah salah satu genre profesi melawak yang pelawaknya membawakan lawakannya di atas panggung seorang diri, biasanya di depan pemirsa langsung, dengan cara bermonolog mengenai sesuatu topik. Orang yang melakukan kegiatan ini disebut pelawak tunggal (bahasa Inggris: stand-up comedian), komik, atau komik berdiri (komik tunggal). Lawakan mereka biasanya direkam dan kemudian dijual menjadi melalui DVD, internet, atau televisi.
Komedi tunggal biasanya dilakukan oleh satu orang (ada juga yang berbentuk grup), membawakan materi yang original atau dibuat sendiri (ada juga yang membawakan lawakan umum), dan biasanya dilakukan di kafe - kafe. Orang yang melakukannya dinamakan Stand Up Comedian, Stand Up Comic, atau hanya disebut Comic. Biasanya para Comic membawakan materi mereka dengan gaya monolog, walaupun ada beberapa jurus yang mengharuskan mereka berinteraksi dengan penonton.
Genre ini biasanya dibandingkan dengan lawakan berkelompok (grup lawak), seperti grup Srimulat dan Warkop DKI dari Indonesia, atau Monty Python dari Inggris.

Format Materi

 Yang dimaksud dengan Materi adalah bahan lawakan (jokes) yang dibawakan oleh para Comic yang biasanya mereka buat sendiri. Materi Stand Up Comedy harus berformat Set Up & Punch atau boleh menggunakan format lain seperti Rule of Three.

Set Up

Set Up adalah bagian yang tidak lucu dari sebuah joke/bit. Set Up berfungsi untuk memancing penonton agar mereka penasaran. Saat mendengarkan Set Up suatu bit, penonton memikirkan 1st Story, yaitu bayangan atau pikiran penonton mengenai Set Up suatu bit.
Contoh Set Up:
Saya ini suka sekali beli sepatu...

Punch

Punch adalah bagian yang lucu dari sebuah joke/bit. Punch berfungsi untuk menyodorkan kejutan kepada penonton. Saat mendengarkan Punch suatu bit, penonton memikirkan 2nd Story, yaitu bayangan atau pikiran penonton menganai Punch suatu bit.
Contoh Punch:
...karena di mana - mana beli sepatu itu beli 1 gratis 1, beli yang kiri dapat juga yang kanan.
Contoh lengkap suatu Bit:
Saya ini suka sekali beli sepatu karena di mana - mana beli sepatu itu beli 1 gratis 1, beli yang kiri dapat juga yang kanan.

Rule of Three

Rule of Three yaitu format suatu bit yang memberi tiga contoh sesuatu, tetapi contoh yang ketiga adalah Punch.
Contoh Rule of Three:
Setiap kali bertemu perempuan saya selalu ingin memandangi, memeluk,...
Punch-nya:
...lalu menamparnya.


Hal Wajib Yang Harus Dilakukan Comic

Don't Try To Be Funny

Maksudnya yaitu biarlah penonton menertawakan materi yang dibawakan, bukan menertawakan Comic-nya. Jadi Comic tidak boleh melucu - lucukan dirinya seperti memakai pakaian yang aneh, berlagak latah, gagap, dan sebagainya.

Don't Tell Street Jokes

Maksudnya yaitu Comic tidak boleh membawakan materi atau jokes yang sudah umum atau sudah pernah didengar orang banyak. Jadi Comic harus membawakan materi buatan dirinya sendiri. Biasanya Stand Up Comedian yang membawakan Street Jokes (sering disebut sebagai Joke Kodian) akan dipanggil Stand Up Kodian.

Don't Tell Stories

Maksudnya yaitu Comic tidak boleh membawakan jokes yang terlalu panjang seperti cerita. Jadi Comic harus membawakan jokes yang singkat saja.

Be Serious

Maksudnya yaitu Comic yang tampil harus terlihat serius, tidak "cengengesan" seperti kebanyakan pelawak.

Santai

Seorang Comic juga harus santai, karena dengan begitu ia akan membawakan materinya dengan lebih mudah.

Stand Up Comedy Dalam Bentuk Grup

Stand Up Comedy yang dilakukan oleh sebuah grup berbeda dengan Stand Up Comedy yang dilakukan seorang diri. Grup Stand Up Comedy juga sangat berbeda dengan grup lawak yang biasa kita lihat. Dalam Stand Up Comedy Grup, setiap anggota grup (Comic) harus membawakan lengkap satu bit atau boleh lebih. Lalu anggota yang lainnya juga membawakan bit berikutnya yang berkesinambungan dengan bit yang dibawakan oleh anggota sebelumnya. Pembagian bit ini juga harus berkeseimbangan.
Ini berbeda dengan grup lawak dimana harus ada anggota yang memancing anggota lainnya agar bisa menimbulkan tawa. Dalam Stand Up Comedy Grup, setiap anggota harus bisa menimbulkan tawa tanpa harus dipancing oleh anggota lainnya. Inilah kesulitan dalam Stand Up Comedy Grup sehingga jarang ditemui Grup Stand Up Comedy di Indonesia.

Pelawak tunggal terkenal

Dari Amerika Serikat
Woody Allen, Chris Rock, Lenny Bruce, Jim Carrey, Jerry Seinfeld, Bill Cosby, Steve Martin, dan Rodney Dangerfield
Dari Indonesia
Raditya Dika, Mongol, Ernest Prakasa, Pandji Pragiwaksono, Ge Pamungkas, Ryan Adriandhy, Gilang Bhaskara, Boris Bokir, Insan Nur Akbar, Budi Kusumah, Mo Sidik, Asep Suaji, Topenk, Kemal Palevi, Babe, Fico, Arie Kriting, Alphi Sugoi, Bene, Alison Bule Bandung dan masih banyak lagi.
 
Berikut Ini Adalah Stand Up Comedy

  1. Set = a stand up comedy show of any length
  2. "1st Story" = skenario yang dibayangkan ke pikiran penonton berdasarkan SetUp. "2nd Story"= skenario yang dibayangkan ke pikiran penonton berdasarkn Punch dari Joke
  3. Beat = stop sebentar untuk memberikan tekanan (biasanya pada Punch). For the purposes of comic timing!
  4. Opening Line = Joke pertama dari deretan Joke (set) dalam penampilan seorang Stand Up Comedian
  5. Topic = the single and overall subject of a routine based on a problem
  6. Topical = Jokes tentang peristiwa yang sedang hangat. Mis: Belinda Dee, SEA Games atau Nazarudin
  7. Blue Material Joke= joke yang menggunakan bahan Sex, scatological (toilet) atau kata kata sumpah serapah (swear words)
  8. Hammocking = tehnik menempatkan joke yang kurang kuat atau improvisasi diantara dua Jokes yg kuat.
  9. Segue = kalimat transisi yang gunanya untuk me"leading" dari satu Joke atau Routine ke Joke lain
  10. Take = reaksi mimik muka comic
  11. Rip Into atau ripping = menyerang atau menghina atau menghantam dengan kata kepada salah satu penonton atau comic yang telah melakukan hack atau memang pantas di Rip
  12. 3 macam Point Of View (POV): Narrator POV, Self POV, Character POV
  13. Narrator POV: Bagaimana Anda Memandang Sesuatu selaku "yg tidak terlibat" atau "hanya menyaksikan
  14. Self POV: BagaimanaAnda memandang sesuatu sebagai Pelaku.
  15. Character POV: Bagaimana Anda Memandang sesuatu sebagai seseorang atau sesuatu lain.
  16. Heckling = Celetukkan-celetukkan saat menonton peforma seorang comic
  17. Heckler = orang yang melakukan celetukkan tersebut
  18. Set Up = Comic mulai bercerita ke arah premis, dan cerita yang sama sekali gak lucu
  19. Punchline = Titik lucu dari cerita yg (harusnya berhasil) membuat penonton terpingkal-pingkal, biasanya dilakukan setelah SetUp
  20. Bomb = belom berhasil di panggung. Baik salah membawakan naskah atau tidak ada yg ketawa.
  21. Kill = kebalikan dari bomb, Comic sukses membawakan materi/naskah, dan penonton tertawa terpingkal-pingkal
  22. Tagline = line tambahan stlh punch line, hampir seperti double punch walaupun kadang tidak selucu punchline
 
 
 
Dikutip dari sumber : http://widianrifansyah.blogspot.com/2012/08/pengertian-dan-istilah-isatilah-dalam.html, http://id.wikipedia.org/wiki/Pelawak_tunggal

Kamis, 03 Oktober 2013

Permasalahan Budaya di Indonesia (Menjamurnya Budaya K-Pop)

Maraknya Boy-band dan girl-band yang ada di Indonesia dipengaruhi dan diinfeksi budaya dari Korea yang saat ini menyebar dan merajai negeri ini. Budaya Korea menyebarkan virusnya terutama melalui produk film, drama, musik, dan pernak-pernik fashion yang digandrungi terutama di kalangan remaja.





Awalnya demam Korea menyebar pada tahun sekitar 2000an ketika drama berjudul Endless Love ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta yaitu Indosiar. Dari drama itu banyak penonton yang rela berjam-jam di depan layar kaca menangisi adegan-adegan yang bisa dibilang mengharukan (termasuk saya.hehe). dan dari drama tersebut mulailah bermunculan drama-drama lain yang tak kalah mengharukan dan terkadang diselipi kisah cinta yang berbau humor, sebut saja Sassy Girl, Full House , Princess Hour, I am Sorry I love You, dan sederet judul-judul drama korea yg lain. Dan menurut pengamatan saya ciri khas drama korea adalah berkutat pada cerita cinta segitiga, kemudian dalam kisah drama korea pasti gadis yang dikisahkan dalam ceritanya berkarakter lugu dan polos yang gampang dibohongi orang tapi kemudian bertemu dengan pemuda tampan yang sebagian besar jutek dan terkesan angkuh. Yaa meski begitu yang patut diacungi jempol tak hanya menekankan pada sisi humanistik dari sebuah kisah drama tapi dalam pembuatan drama, orang-orang korea sangat totalitas dan tak malu untuk menyelipkan budaya-budaya mereka. Berbeda halnya dengan sinetron Indonesia yang terkesan asal-asalan.


Okeee, back to pembahasan menjamurnya demam Korea. Setelah sukses mempengaruhi orang-orang Indonesia melalui drama yang melankoli abiiiss, Korean (orang2 korea) mencoba menginfeksi Indonesian melalui musik. Terbukti banyak lagu-lagu korea yang didengungkan di kalangan remaja dan orang-orang muda di Indonesia. Dan kebanyakan yang membawa lagu-lagu korea adalah para boyband dan girlband yang sangat digandrungi kalangan muda-mudi. Liat saja Super Junior, 2 PM, U-KISS, SNSD (Girls Generation), T-ARA, dan sederet boyband-girlband korea yang telah membius jutaan umat manusia penerus bangsa Indonesia. Tak hanya berhasil mempromosikan lagu-lagu korea, tapi mereka ternyata juga berhasil menularkan gaya berpakaian (fashion) dan bahasa mereka yang secara sadar atau tidak kita bangga akan hal itu. Entah ini dikatakan kebanggaan atau keprihatinan? Yaa meski tidak seluruhnya hal tersebut buruk tapi ketertarikan terhadap budaya lain yang bisa dibilang berlebihan menyebabkan lunturnya karakter dan budaya bangsa kita sendiri, Indonesia. Sudah banyak muda-mudi yang malah lebih tertarik untuk mendalami budaya negeri gingseng itu bahkan di kalangan teman-teman saya. Yaa kalau boleh jujur saya juga suka dengan drama korea dan beberapa lagunya. Tetapi yang perlu dicatat adalah suka dalam batas yang wajar. Tidak berlebihan, apalagi sampai lupa sebenarnya kita juga punya budaya yang lebih beragam, kaya, dan bisa dibilang KEREN! Jangan lupa lhoo kita punya budaya yang berwarna-warni dari sabang-merauke. Setiap pulau bahkan punya kebiasaan, tari-tarian, alat musik, suku, dan bahkan bahasanya masing-masing. Kita punya reog dari ponorogo, tari topeng malangan, tari piring dari Sumatera Barat, tari saman dari Aceh, tari kecak dari Bali, tari topeng dari DKI Jakarta, gamelan alat musik tradisional dari Jawa, angklung dari Jawa Barat, daann masih banyaaaaaaak lagi yang bahkan tak terdeteksi oleh dinas pariwisata dan kebudayaan.

See, bahkan saat ini bahasa Jawa yang dibilang kuno telah dipelajari secara serius di belahan bumi Eropa sebut saja Belanda. Oh sesungguhnya betapa malunya saya sebagai orang Jawa yang sedikitpun kurang tertarik mempelajari bahasa nenek moyang, padahal orang asing sangat antusias dengan bahasa yang punya tata krama bertingkat-tingkat itu.
sudah selayaknya jika kita sangat menjunjung tinggi kebudayaan dan karakter bangsa sendiri. Karna bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai kebudayaannya.

Oke from now let's start to love or culture. CINTAILAH PRODUK-PRODUK INDONESIA :)

Dikutip dari sumber : http://zahralfirdaus.blogspot.com/2012/01/budaya-k-pop-yang-menjamur.html 

Ulasan saya : Sejujurnya, saya juga adalah seorang laki-laki yang tertarik dengan K-Pop. Bahkan saya juga mengagumi girlband asal negeri ginseng tersebut, yaitu Girls Generation atau So Nyeo Shi Dae (SNSD). Saya mengagumi SNSD selain karena semua personilnya cantik, terutama Choi Sooyoung. Mereka juga enerjik ketika membawakan lagu hits mereka. Tapi saya juga menyayangkan karena banyak remaja Indonesia saat ini cenderung lebih paham budaya yang ada di luar negeri ketimbang budaya milik bangsa kita sendiri. Akibatnya, tak jarang "negeri awak sana" mengklaim budaya-budaya yang ada di Indonesia. Jadi menurut saya, sudah seharusnya seluruh lapisan masyarakat Indonesia memelihara, mengapresiasi dan melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia.
mengutip pesan yang tadi "Oke from now let's start to love or culture. CINTAILAH PRODUK-PRODUK INDONESIA :)"
Harapannya, semoga bangsa Indonesia tidak lagi menjadi bangsa yang dijajah di negeri sendiri