Sebagai makhluk hidup yang mengalami proses pendewasaan diri, sah-sah saja apabila setiap makhluk hidup ingin menemukan jati diri mereka selama yang dilakukan itu memang memiliki tujuan yang baik dan mampu untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka di dalam kehidupan sosial.
Terlebih di dalam era globalisasi yang perkembangannya makin hari makin luar biasa, semua hal baru dapat masuk dengan bebas. Bisa diibaratkan globalisasi itu adalah makanan mewah dengan penyajian yang sangat istimewa dan kita sebagai manusia melahap makanan tersebut. Namun, tidak semua "makanan" tadi bisa dimakan dengan lahap. Pasti akan ada suatu masa kita tidak bisa melahap makanan tersebut. Tidak semua "makanan" tadi bisa dimakan dengan lahap.
Seperti itulah era globalisasi, kita harus pandai memilah setiap hal baru yang masuk ke dalam negara ini. Jika kita dengan asal menerima hal tersebut, maka bukan tidak mungkin akan terjerumus dalam lubang jarum neraka dan akhirnya kita tidak dapat keluar dari sana. Dalam era globalisasi itu sendiri, harus ada kontrol terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan masuknya "budaya" baru. Contoh yang sangat sederhana adalah dari orang tua kita sendiri. Para orangtua (terutama yang masih mempunyai orangtua lengkap) harus setidaknya untuk memberi "penyuluhan" kepada anak-anak mereka tentang yang mana yang benar, dan yang mana pula yang salah.
Pada pembahasan kali ini, penulis akan memberi bahasan sebuah fenomena yang justru bukanlah fenomena yang baik dan harus kita tentang bersama-sama demi masa depan negara yang lebih baik. Yap, fenomena tersebut adalah fenomena ABG perempuan nakal yang sering biasa disebut dengan istilah cabe-cabean. Cabe-cabean itu sendiri adalah sekumpulan ABG perempuan "nakal" yang biasanya bersolek sesuai hati mereka hanya demi untuk merelakan kehormatan mereka. Hampir semua dari mereka berdandan justru seakan tidak tahu bagaimana tata cara berdandan yang baik dan benar.
Apa yang menyebabkan fenomena cabe-cabean bisa muncul di era globalisasi seperti ini?
Pertama, era globalisasi itu tadi. Semakin menjamurnya perkembangan teknologi membuat mereka mampu untuk memiliki gadget dan sosial media juga menjadi faktor yang sangat vital.
Kedua, luputnya pengawasan orang tua mereka atas penggunaan gadget yang makin tidak terkendali.
Bagaimana solusi untuk menganani masalah cabe-cabean ini?
Sebenaarnya tidak terlalu sulit untuk menghentikan fenomena ini sebelum terlanjur menjadi lebih parah. Pertama, kontrol dari orang tua sangat diperlukan apabila mereka tidak mampu ataupun luput sedikit saja, maka "bencana" tersebut akan datang sesuka hati. Kedua, selaku orang tua juga harus mampu mendorong anak-anak mereka ke dalam hal positif. Jika anak-anak gemar untuk menggunakan internet, dorong mereka ke arah positif misalkan ada lomba menulis atau semacamnya. Doronglah anak mereka sesuai dengan bakat yang mereka kuasai.
Dengan kontrol seperti tadi, fenomena di atas diyakini akan berkurang dan bukan tidak mungkin mereka akan mencapai masa depan sesuai dengan apa yang menjadi ekspektasi mereka.
Nama : Andre Pradana
NPM : 30413913
Kelas : 2ID06
Mata kuliah : Ilmu Sosial Dasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar