Minggu, 24 April 2011

Biografi Sid Vicious

BIOGRAFI SID VICIOUS

Biografi

Latar Belakang

John Simon Ritchie-Beverrly lahir di London pada 10 Mei 1957 ibunya adalah anne, tapi Sid kecil lahir tanpa didahului stastus perkawinan sah dari kedua ortunya.Sang ibu, yang punya nama gadis Anne Randall, tertarik dengan seorang lelaki yang bernama John Ritchie sewaktu masih tinggal di London sebelah Tenggara. Pertemuannya ditandai dengan masuknya Anne ke dalam Angkatan Udara Kerajaan Inggris. Mereka tinggal bersama di kawasan Lee Green. Dan dari hubungan itulah Sid lahir.

Gb.Sid vicious

Sayangnya, begitu lahir, John yang harusnya bertanggung jawab malah pergi meninggalkan Anne. Jadi, Sid yang dulu masih dipanggil Simon cuma punya Anne sebagai orang tua yang membesarkanya. Ketika Sid berumur tiga tahun, dia dibawa jalan-jalan sama ibunya ke Ibiza, Spanyol.Ceritanya, Anne pengen keluar dari masalah yang dialaminya di London. Eh, bukannya seneng, Anne malah tambah dililit utang. Akhirnya dia terpaksa pulang dan hidup bersama ibunya. Buat hidup, dia bekerja di sebuah pub jazz.




Sekolah

Sid juga udah mulai masuk SD di Soho Primary School. Tapi toh akhirnya Sid harus berpindah-pindah sekolah gara-gara terus-terusan jadi korban ejekan teman sekolahnya. Nggak heran kalo Sid lebih memilih jadi penyendiri.

Sebenernya setelah itu Sid dan ibunya Anne hampir aja bernasib mujur gara-gara Anne diajak kawin sama Chris Beverley, seorang pria mapan asal Oxford yang juga berniat mengadopsi Sid . Eh, begitu Simon mau diadopsi, Chris ini meninggal karena sakit. Anne yang udah ganti nama jadi Anne Beverly pun sendirian lagi. Tapi kali ini kehidupan mereka lebih mapan karena Chris berasal dari keluarga kaya. Simon pun masuk di sekolah swasta yang mahal.

Drop Out

Tapi bersekolah di sekolah orang kaya ternyata malah membentuk jiwa Simon (Sid) jadi pembangkang. Mungkin dia udah muak sama peraturan sekolah itu yang kelewat ketat. Contohnya aja, dia cuek biang ke senior-seniornya kalo dia udah nggak percaya lagi sama yang namanya Tuhan.

Udah gitu, di umur 14 tahun dia mulai suka melakukan hal-hal aneh di kamarnya. dia suka banget pake baju perempuan sambil ngaca. “Tapi gue cuma ngelakuinnya sekitar dua bulan. Gak tau kenapa, gue suka eksperimen dengan seks. Gue nggak tertarik dengan straight sex waktu itu,” kata Simon.

Anne kebingungan menghadapi perubahan sikap Simon. Bayangin aja, keluar masuk sampai lima sekolah dan selalu bayar mahal untuk pendaftarannya. Tau diri, Akhirnya Simon memutuskan untuk men-DO-kan diri dan mulai bekerja serabutan. Pekerjaan pertamanya adalah sebagai buruh di sebuah pabrik. Tapi nggak lama, Simon pun pengen sekolah lagi. Dia akhirnya nekat ngambil sekolah fotografi di Hackney College of Futher Education.

Disinilah dia bertemu dengan John Lydon yang jadi sohib kentalnya bertahun-tahun. Bersamanya, dia terobsesi dengan musik glam rock yang dulu diusung Marc Bolan dan David Bowie.

Saking gilanya dengan David Bowie, kamar Simon juga dipenuhi poster Bowie. Karena seneng sama keluarga kecil Simon, John akhirnya memutuskan untuk tinggal di kamar Simon. Mereka berdua sering ngelakuin hal gila kayak bereksperimen dengan dandanan. Simon asik ngecat kukunya dengan pernis yang mengkilat dan jalan-jalan pake sendal. Trus si John sibuk bikin rambutnya jadi kriwil-kriwil jadi gede banget.

Ganti Nama

Karena kelakuan Simon makin gila, Anne dan Simon melakukan “gencatan senjata”. Hasilnya, mereka berdua sepakat untuk berpisah sementara. Simon gantian tinggal sama John di belakang stasiun kereta api. Lewat John pulalah Simon berganti nama menjadi Sid Vicious. Konon, nama Sid diambil dari nama tikus piaraan John. Sementara Vicious dikasih gara-gara tikus itu pernah menggigit tangan bokap John. Jadilah Sid Vicious.

Pertemanan mereka berdua emang unik karena saling mengisi. John menularkan sifat humorisnya kepada Sid yang penyendiri. Sementara John jadi ketularan cool dan sedikit punya dark side. Tapi mereka berdua punya kesamaan. Dan apalagi kalo bukan narkoba. Mereka berdua pernah nenggak speed dalam suatu pesta. Eh, begitu digerebek polisi, Sid dan John malah nyerang tuh police sampe gigi depannya copot.

Untuk melanjutkan hidup, mereka berdua kerja serabutan lagi. Dari kerja direstoran, toko sepatu sampe ngamen di stasiun kereta bawah tanah pun mereka lakoni. Ada yang Lucu soal ngamen di stasiun kereta. Ceritanya Sid udah siap dengan gitar, sementara John udah siap dengan biolanya. Tapi ada satu masalah. Mereka sama sekali nggak bisa memainkannya. Man, yang ada mereka cuma joget-joget sambil megang instrumen itu sambil nyanyiin sebuah lagu dari Alice Cooper berulang-ulang.

Kalo cara-cara diatas masih kurang juga, Sid nggak takut ngelanggar hukum juga. Dia nekat jadi bandar narkoba walaupun dalam jumlah yang sedikit. Gilanya lagi, Sid kadang juga nekat nyari duit di bar gay. Dia kadang rela ditanggap kalo lagi mabok dan dapet duit darisana.

Di saat itu Sid dan John juga punya geng yang suka nongkrong di suatu toko clothing di kawasan King’s Road. Toko yang punya nama Sex ini nantinya akan jadi titik awal masuknya Sid ke Sex Pistols. Geng Sid isinya empat orang yang menamakan dirinya Four John. Four John disini adalah karena anggotanya semua bernama John . Seperti yang sudah disebut, Sid punya nama John Simon, terus ada John Lydon, John Wardle dan John Gray.

Pemilik Sex, Malcolm McLaren dan Vivienne Westwood udah ngerti banget kalo keempat orang ini gila semua. Mereka benci yang namanya kemewahan dan glamoran kalangan jet set Inggris. Terus kadang mereka suka iseng ngebakar tangan mereka dengan rokok dan hal-hal menyakitkan lainnya.

Sex Pistols

Hidup bengal dan rusuh buat Sex Pistols

Agustus 1975, Malcolm McLaren, pemilik toko “Sex” berniat untuk merombak tokonya. Dia udah punya konsep terbaru untuk bikin tokonya laku jadi tempat tongkrongan. Selain menjual berbagai macam asesoris punk, dia juga menjual fetish gear dan berbagai macam barang-barang dari kulit asli.

Bersamaan dengan itu, Malcolm juga ingin tokonya jadi pusat tongkrongan anak-anak punk yang lagi menjamur di London. Dia berharap bisa melesatkan tren punk ini lewat “bengkel kebudayaannya”. Caranya, ya dia juga jadi pemandu bakat yang nyari band-band punk yang mau diorbitkan.

Kebetulan, dia juga udah punya orang-orangnya. Di sana, udah ada gitaris Steve Jones, bassis Glen Matlock dan drummer Paul Cook yang sedang kerja part-time di Sex. Kebetulan mereka udah direken sebagai pemusik dadakan yang punya masa depan oleh Malcolm. Sekarang tinggal nyari frontman.

Jhony Rotten

Nah, kebetulan (lagi) John Lydon yang masih sering nongkrong di Sex bisa menarik perhatian Malcolm. Atittude yang gila dan urakan bikin cowok yang pernah jadi manajer New York Dolls ini kesengsem.

Nggak begitu lama, John Lydon pun diaudisi. Lagunya… tetep Alice Cooper! Man, tapi suara John yang rada fals malah bikin cowok pirang ini diterima masuk band. Biar makin nge-punk, Malcolm mengganti nama John Lydon menjadi Johnny Rotten. (padahal dia baru aja ngeganti nama sahabatnya jadi Sid Vicious!). So, berdirilah Sex Pistols dengan empat formasi: Johnny Rotten, Paul Cook, Glen Matlock, dan Steve Jones.

Penampilan mereka yang pertama adalah di St. Martin School of Art di West End pada 6 November 1975. Mereka dianggap membawa musik baru yang “berbahaya” karena jelas-jelas nggak enak didenger (apalagi suara vokalisnya) dan liar. Well, itulah yang dibawa Sex Pistols di awal-awal kemunculannya. Istilah punk pun mulai dikenal orang banyak. Steve Jones malah membuat pernyataan yang sampe sekarang dikenal orang sebagai imej Sex Pistols. Dia bilang, “We’re not into music, we’re into chaos!” Jadi punk itu emang 90 persen attitude, selebihnya musik.

Sampai tahun 1976, demam Sex Pistols melanda Inggris. Semua orang membicarakan band gila ini. Salah satu dari fans itu terselip Sid Vicious. Dia malah sempet ngiri gara-gara sahabatnya jadi vokalis band yang pertama dia liat penampilannya di Sex pada December 1975 itu. Lucunya, hubungan Sid dan Johnny yang dekat nggak ketauan personel Pistols lainnya.

Sid pun berusaha pengen kenal dengan anggota band lainnya. Kayak pengen diakuin, Sid selalu ingin membantu Pistols yang kadang beraksi nggak wajar. Bayangin, nih band nggak mau tampil berdasarkan jadwal. Pengennya langsung tampil dadakan, dan kalo bisa di tempat yang nggak lazim. Tentu aja yang marah adalah pihak keamanan. Kalo udah gini, Johnny dkk sering mengancam akan berbuat rusuh. Nah, kalo udah ada komando rusuh dari Johnny, Sid pasti turun tangan bantuin Pistols.

Band Rusuh

Atittude punknya makin lama makin menjadi. Parahnya, Sid juga mengonsumsi narkoba jenis speed yang kadang disuntikkannya. Kalo udah gini, dia sering banget terlibat perkelahian di bar dan di pertunjukan band. Rasa cintanya sama band punk juga makin timbul gara-gara mendengar album pertama The Ramones. Malah, bassisnya, Dee Dee Ramones, dijadikannya sebagai hero.

Sayangnya, kelakuan Sid makin menjurus ke arah brutal. Setiap Pistols manggung, pasti ada keributan. Dan dalangnya pasti Sid Vicious. Dia pernah menghajar orang yang dudukin tempat Vivienne Westwood (temannya, desainer yang juga merancang pakaian di Sex) tanpa bilang-bilang. Entah cari perhatian atau nggak, tapi Sid lantas makin jadi icon buat Pistols. Apalagi dalam press release Pistols ada pernyataan “We Hate Everything”. Pers makin yakin kalo Pistols adalah band rusuh.

Kelakuan Sid selalu dalam rangka membela temannya di Pistols. Dia malah pernah ribut sama sebuah band heavy metal gara-gara mereka nggak mau minjemin alat ke Pistols. Alhasil, Sid digebukin. Baginya nggak apa-apa digebukin asalkan ngebela temen. Sid pun mulai dapet perhatian dari anggota Pistols lainnya.

Juni 1976, Pistols udah menguasai Inggris. Pistols udah jadi icon di punk scene London. Bersama mereka Sid juga menjadi perhatian di scene itu. Mereka selalu memakai pakaian dari Sex. Well, mungkin inilah suatu bentuk promosi endorsing. Ternyata sponsor pakaian udah terpikirkan oleh industri punk pada masa itu.

Sid juga sempet membentuk kelompok pecinta Sex Pistols bersama Billy Idol dengan nama Bromley Contingent. Nggak cuma itu, dia juga sempet membentuk band dengan nama Siouxie and The Banshees. Selain itu dia juga sempet membentuk band iseng bernama The Flower of Romance. Dibilang band iseng karena dibentuk di studio, nggak pernah bikin rekaman, dan malah nggak pernah manggung. Dasar!

Tapi trademark rusuh makin lekat pada Pistols. Salah satu peristiwa dahsyat itu terjadi di 100 Club Punk Festival. Pada saat Pistols manggung, Sid melempar gelas ke arah panggung. Tapi gelas itu malah membentur pilar ruangan. Pecahannya mengenai mata seorang pengunjung cewek. Belakangan diketahui kalo cewek itu jadi buta lantaran insiden itu. Alhasil, Sid ditahan polisi. Pistols didenda. Pers menjuluki Sid sebagai anggota ke-5 Pistols. Ujung-ujungnya 100 Club nggak boleh ngadain gig lagi. Apes!

Lagi dirundung masalah, ternyata ada kabar bagus. Malcolm, sang manjer berhasil nembusin Pistols ke label EMI dengan advance sebesar 40 ribu pound. Man, angka itu gede banget untuk ukuran band yang belum dikenal. Tapi karena udah nggak boleh manggung, EMI jadi ngerasa malu punya band bengal.

Tapi lagi-lagi Sid datang menolong. Pistols pun diselundupin di setiap festival punk. Band The Flower of Romance jadi cover-na. Begitu The Flower dipanggil, yang muncul malah Pistols. CaDas!!!! Seru abis.

Di balik serunya kerusuhan Pistols, ternyata band ini punya masalah intern. Siapa yang ngira kalo ternyata sang bassis Glen Matlock nggak disuka ma personel lainnya. Alasannya karena dia terlalu kalem dan berasal dari kelas menengah. Terus? Ya, ternyata kondisi itu dianggap kurang radikal oleh personel lain.

Mereka pun berpikir untuk menendang Glen Matlock keluar. Dan… enter Sid!

Akhir Hidup Rocknrollstar

Film

“Sex Pistols bubar gara-gara Sid Vicious. Sid Vicious yang terlalu dekat dengan pacarnya Nancy Spungen .Kami udah muak ngeliat tingkah violence-nya. Gara-gara dia juga, konser kami di Winterland berantakan,” begitu kata Steve Jones kepada tabloid musik Inggris NME.

Udah gitu praktis Steve dan Paul Cook cabut nggak mau ketemu Sid lagi. Sementara Johnny Rotten langsung hilang tanpa kabar. Malcolm sebagai manajer pun udah ngerasa kalo band yang dikelolanya udah nggak mungkin bisa diterusin.

Tapi bukan manajer kalo nggak bisa mencari peluang. Di antara kericuhan Pistols, Malcolm pun akhirnya tetap memutuskan untuk memanajeri Sid. Soalnya ada seorang sutradara yang tertarik mau membuat film dokumenter dan musikal berjudul Rock n Roll Swindle. Film ini sebenernya cuma film dokumenter musik yang dibalut sama perjalanan karir Sex Pistols. Serunya, syuting film ini dilakukan di Paris. Dan lucunya, cuma Sid yang jadi pusat perhatian. Sementara personel Pistols yang lain ogah berangkat ke Paris, Johnny Rotten cuma kebagian diwawancara terpisah. Sementara Steve dan Paul nggak pernah muncul.

Februari 1978, Sid berangkat bareng Nancy ke Perancis untuk syuting. Di Paris mereka hidup mewah di hotel mahal. Maklum, mereka kan dibayarin sama label. Malah, sebelum menginjakkan kaki di Paris, Sid sempet OD pas pesawatnya transit di New York. Das! Yang ada dia langsung dibawa ke RS Jamaica untuk di-detox.

Balik ke syuting film, Sid emang nggak suka sama film. Makanya, part adegannya nggak sukses terus alias jelek. “Gue nggak suka akting. Abis jadi orang yang bukan diri kita sendiri. It’s all bullshit!” kata Sid.

Seluruh kru film sempet bingung ngebujuk Sid untuk berakting. Akhirnya cuma Nancy doang yang bisa membujuknya untuk mulai akting. Syaratnya, Sid dibolehkan ngerombak lagu ciptaan Paul Anka yang berjudul ‘My Way’ (yang dipopulerkan oleh Frank Sinatra). Ada bagian lirik lagu My Way yang diacak-acak menjadi I ducked the blows / I shot it up / and killed a cat. Gila!

Waktu adegan My Way ini digambarkan Sid sebagai solois yang bergaya rapi. Terus di akhir lagu, dia nembakin penonton dengan pistol. Wah, untung cuma syuting!

Bikin Band

Sid dan Nancy

Lagi asik bikin film, mereka balik ke London. Tiba-tiba Sid ketemu sama temen lamanya, Glen Matlock. Masih inget, kan? itu lho bassis Pistols sebelum Sid masuk. Walaupun media menulis soal “persaingan” mereka, tapi sebenernya antara Sid dan Glenn masih terjaga pertemanan-nya.

Setelah nongkrong di bar bareng, mereka sepakat ngebentuk band. Band yang akhirnya diberi nama The Vicious White Kids ini juga mengajak Rat Scabies dari The Damned dan Steve New. Sid pun naik pangkat jadi vokalis (soalnya udah pasti Glenn yang mengisi posisi bassis).

gb. Sid & nancy

Pertunjukan pertama band dadakan ini berlangsung sesaat setelah mereka menggelar audisi. Di situ Nancy ikutan jadi backing vokal. Konser yang diadakan di Electric Ballroom London ini lumayan dapet tanggepan asik dari penonton. Sementara itu, walaupun Pistols udah bubar, Virgin tetep ngeluarin singel Pistols yang belum keluar. Malah lagu ‘My Way’ juga dilepasnya sebagai singel.

Tapi rupanya Inggris sudah alergi sama Pistols. Semua singel rilisan Virgin yang berhubungan sama Pistols dilarang diputar di radio-radio. Ya udah, gara-gara merasa dimusuhi Inggris, Sid dan Nancy akhirnya mencoba memutuskan untuk tinggal di New York. Tapi keputusan ini malah membawa mimpi buruk bagi mereka bedua.Nancy pun berhasil ngomporin Sid dengan hidup slenge’an ala rock star di kota yang punya julukan The Big Apple itu. Begitu sampe di New York, mereka langsung check-in di Chelsea Hotel, di West 23rd Street. Hotel ini udah terkenal banget sebagai surga narkoba bagi para artis yang singgah di New York.

Sid dan Nancy udah bagai zombie berjalan. Duit 15 ribu pound yang diberi dari Malcolm habis dalam beberapa hari hanya untuk membeli heroin dan morphine. Nancy udah mengalami gangguan ginjal, sementara kelakuan sadomasochis Sid semakin parah gara-gara drugs. Waktu itu dia belum genap 21 tahun.

Lagi asik-asiknya teler, Sid dan Nancy masih nekat ngeladenin wawancara untuk film punk documentary Dead On Arrival. Di wawancara itu, cuma Nancy yang sanggup menjawab semua pertanyaaan. Sementara itu Sid udah fly berat dan sesekali mencoba menyundut muka Nancy dengan rokok. Mereka juga sempet datengin scene punk di kota New York. Dan Sid seperti biasa jadi tamu istimewa yang didaulat nyanyi di panggung. Cowok yang doyan pake kalung bermata gembok ini menyanyikan My Way dengan menggantikan total liriknya menjadi I killed the cat. Alasannya, karena dia lupa liriknya.

Nancy Tewas

Kelar acara itu, tepatnya dari awal Oktober 1978, mereka berdua langung mengisolasi diri di kamar hotel. Dan suatu pagi di tanggal 12 Oktober 1978, kamar nomer 100 tempat mereka berdua menginap ramai didatengin polisi New York. Di dalamnya Sid sedang diinterogasi.

“Kenapa kamu lakukan itu, Kid?

“Ngelakuin apa?”

“Kenapa kamu membunuhnya?”

“Gue nggak membunuhnya.”

Gb. nancy tewas saat di bawa ke ambulans

Sid duduk termenung dengan borgol di tangan. Sementara di bathtub kamar mandi terbaring jasad Nancy Spungen bersimbah darah. Perutnya ditusuk pisau. Banyak teori yang muncul seputar kenapa dan sama siapa Nancy terbunuh. Cuma karena hanya Sid yang selalu bersama Nancy seharian dan pisau yang ditemukan adalah milik Sid, tentunya semua orang langsung menuduh Sid sebagai pembunuh.Sid dilaporkan turun ke lobby dan berteriak minta bantuan ambulans kepada front office. Tapi bukannya ambulans justru polisi yang dikirim. Johnny Rotten udah males berkomentar waktu dimintai keterangannya. “Kenapa juga gue harus punya perasaan terhadap ini semua,” kata Johnny waktu itu.

Sid langsung di bawa ke penjara Rikers Island. Selama empat hari dia ditahan di penjara yang terkenal brutal banget itu. Pengadilan kasus Sid digelar tanggal 13 Oktober 1978. Dia menghadapi tuduhan pembunuhan kelas dua. Dengan hukuman minimum 7 sampai 25 tahun, Sid baru boleh bebas dengan membayar uang jaminan 25 ribu pound. Dan untungnya Virgin Records setia membantunya. Pada 21 November 1978 Sid bebas dengan uang jaminan.

Kalo ada orang yang bener-bener setia menemani Sid selain manajernya di saat-saat genting, pasti lah sang ibu, Anne Beverley, yang udah bela-belain tinggal di New York. Manajer dan ibunya ini melakukan apa aja biar kasus pembunuhan Nancy makin jelas. Anne pun nggak segan-segan menandatangani kontrak dengan New York Post untuk kerjasama peliputan. Sementara Malcolm dilaporkan telah menyewa detektif swasta untuk menyelidiki kematian Nancy Spungen. Di London, kaos bertuliskan Sid Is Innocent udah laku dicari orang.

Namun semua terlambat. Sid udah kehilangan Nancy. Jiwanya jadi terguncang. Malah, di suatu bar, dia nekat mengancam bunuh diri dengan menyiletkan bohlam pecah ke pergelangannya.

Pernah juga Sid mencoba bunuh diri dengan loncat dari jendela hotel gara-gara sakaw. Untungnya Anne dan Malcolm cepat mencegahnya dan langsung melarikan Sid ke rumah sakit terdekat.

Saking udah kehilangan Nancy dan sakaw, Sid akhirnya ngelakuin kerusuhan lagi di sebuah bar bernama Hurrah’s di New York. Di situ dia terlibat perkelahian dengan seorang cowok gara-gara Sid menggoda pacarnya. Malangnya cowok itu terluka sampe membutuhkan lima jahitan. Nggak heran Sid harus menjalani 55 hari di penjara pada tanggal 9 December 1978 sampai dia bebas dengan uang jaminan (lagi) pada 1 Februari 1979.

Hampir dua bulan di penjara ternyata nggak bikin dia sober. Walau dia udah bisa dibilang bersih, tapi keinginan untuk nyuntik tetep besar. So, pas dia keluar penjara, hari itu juga ia menyuntik lengannya dua kali dengan heroin. Wajar aja, karena bukannya dibawa ke tempat yang aman sambil nunggu pengadilan, dia malah dibawa ke pesta temen-temennya. Untuk pertama kalinya Sid nyuntik lagi di tengah malam pas pesta lagi kenceng-kencengnya. Karena udah nggak terbiasa, dia terbangun pukul 3 pagi dan nyuntik untuk kedua kalinya….dan terakhir kali.

Setelah itu, Sid OD pada tanggal 2 Februari 1979. Ia meninggal disaksikan ibu dan teman-temannya. Waktu itu ia baru menginjak usia 21 tahun.

Tujuh tahun kemudian, sutradara Alex Cox membuat perjalanan kisah cinta Sid dan Nancy ke dalam sebuah film. Film yang berjudul Sid And Nancy: Loves Kills ini dibintangi Gary Oldman sebagai Sid dan Chloe Webb sebagai Nancy. Di film itu juga diceritakan gimana peristiwa terbunuhnya Nancy (walaupun tetep tidak ditampilkan siapa pembunuh sebenernya).

Well, hidup rock n roll star ini emang sebaiknya berhenti. Seperti yang udah diramalkan Sid pada Januari 1978. “Gue akan mati sebelum umur 25 tahun. Dan kalo bener, gue mau hidup sesuka gue.”

Selasa, 12 April 2011

Ini dia tim sepak bola terlemah di dunia

Kita sering mengenal negara-negara dengan karir sepak bola yang hebat seperti Italia, Inggris, Prancis, Jerman dan pemain-pemain seperti Roberto Baggio, Bobby Moore, Michel Platini, dan Franz Beckenbauer. Namun mungkin kita semua sering bertanya "Siapakah tim negara sepak bola ter-lemah di dunia?"

Pada tahun 2002, ter jawablah semua pertanyaan itu ketika tim nasional sepak bola Samoa Amerika dikalahkan 31-0 oleh tim nasional sepak bola Australia pada kualifikasi Piala Dunia 2002 pada 11 April, 2001 di International Sports Stadium di Coffs Harbour, Australia. Pertandingan ini ternyata memecahkan rekor dunia sebagai jumlah gol terbanyak pada sebuah pertandingan internasional, padahal, dua hari sebelum pertandingan, Australia membantai Tonga dengan skor 22-0. Samoa Amerika pun menduduki peringkat bawah dengan memasukan 0 gol dan kemasukan 57 gol.

Pertandingan pemecah rekor

Tanggal: April 11, 2001
Waktu: 19:00 UTC+10
Hasil: Australia 31 – 0 American Samoa
Lokasi: International Sports Stadium, Coffs Harbour
Penonton: 3,000
Wasit: Ronan Leaustic (Tahiti)


Gol:
Boutsianis: 10', 50', 84'
Thompson: 12', 23', 27', 29', 32', 37', 42', 45', 56', 60', 65', 85', 88'
Zdrilic: 13', 21', 25', 33', 58', 66', 78', 89'
A. Vidmar: 14', 80'
Popovic: 17', 19'
Colosimo: 51', 81'
De Amicis: 55' 


 

Skuad Australia:

GK 1 Michael Petkovic
DF 2 Kevin Muscat (c)
DF 3 Craig Moore
DF 4 Tony Popovic 45'
DF 5 Tony Vidmar 45'
MF 7 Aurelio Vidmar
FW 11 David Zdrilic
MF 12 Steve Horvat
MF 13 Con Boutsianis
MF 14 Simon Colosimo
FW 20 Archie Thompson

Cadangan:
DF 6 Hayden Foxe
MF 8 Scott Chipperfield
FW 9 John Aloisi
MF 10 Steve Corica
DF 15 Fausto De Amicis 45'
MF 16 Lindsay Wilson
DF 17 Scott Miller 45'
GK 18 Clint Bolton
FW 19 Damian Mori

Pelatih: Frank Farina


 


Skuad Samoa Amerika:

1 Nicky Salapu
4 Lisi Leututu 50'
5 Soe Falimaua
7 Lavalu Fatu
8 Sulifou Faaloua
9 Travis Sinapati
13 Sam Mulipola
15 Pati Feagiai
16 Ben Falaniko 84'
18 Tiaoali Savea
20 Young Im Min

Cadangan:
11 Marshall Silao
14 Soga Maina
17 Darrell Ioane 84'
19 Richard Mariko 50'

Pelatih: Tunoa Lui

Note: Pada pertandingan itu, sempat terjadi kesalahan penilaian menjadi 32-0, namun akhirnya diralat menjadi 31-0

Samoa Amerika berasal dari sebuah negara kepulauan di mana sepak bola bukanlah olahraga yang paling disukai, karena popularitas olahraga-olahraga Amerika seperti American football, bisbol dan basket. Jumlah penduduk yang kecil dan bukan fans sepak bola juga menjadi alasan mengapa olahraga ini tidak berkembang sama sekali di sana.

Samoa Amerika hanya pernah mencetak sekali kemenangan ketika mengalahkan tim nasional Wallis dan Futuna di babak penyisihan turnamen sepak bola South Pacific Games tahun 1983, namun pada saat itu Samoa Amerika dan Wallis dan Futuna masih belum menjadi anggota FIFA, sehingga tidak disahkan oleh FIFA. Pada pertandingan itu mereka menang 3-0, namun mereka tetap menduduki posisi paling bawah, sehingga, Samoa Amerika tidak pernah memenangkan pertandingan ketika masuk sebagai anggota FIFA.

Rekor kualifikasi Piala Dunia
 

Piala Dunia 2002
Samoa Amerika 0 – 13 Fiji
Samoa Amerika 0 – 8 Samoa
Samoa Amerika 0 – 31 Australia
Samoa Amerika 0 – 5 Tonga

Piala Dunia 2006
Samoa Amerika 0 – 4 Samoa
Samoa Amerika 1 – 9 Vanuatu
Samoa Amerika 0 – 11 Fiji
Samoa Amerika 0 – 10 Papua Nugini

Piala Dunia 2010
Samoa Amerika 1 – 12 Kepulauan Solomon
Samoa Amerika 0 – 7 Samoa
Samoa Amerika 0 – 15 Vanuatu
Samoa Amerika 0 – 4 Tonga

Total: Kalo seluruh kebobolan mereka ditotal, berarti mereka sudah kebobolan 129 kali di kualifikasi Piala Dunia.

 
 

Senin, 11 April 2011

Asereje, Lagu Setan?

Sebuah rumor merebak tentang lagu hits Asereje yang dinyanyikan oleh Las Ketchup, bahwa lagu tersebut adalah lagu penyembahan setan. Dari liriknya yang campuran antara Inggris dan Spanyol disebutkan bahwa terselip lirik penyembahan terhadapan setan. Percaya atau tidak, silahkan menyimak kata-kata dibawah ini. Sekedar informasi !!
Kita mungkin berpikir bahwa karena itu lagu Spanyol, maka wajarlah kalau kita nggak mengerti liriknya.
Tapi ada satu fakta yang mengejutkan, bahwa bahkan orang Spanyol sendiri nggak mengerti lagu ini, karena ada banyak bagian-bagian yang bukan bahasa Spanyol. Tapi lagu yang mereka tidak mengerti ini, segera meluas menjadi hits di Spanyol. Bahkan tim Bola Basket nasional Spanyol menggunakan lagu ini sebagai lagu maskot.
Perdebatan kemudian terjadi di negri itu, karena lagu ini disebutkan sebagai lagu yang meramalkan akan kedatangan sang Iblis dan sambutan akannya.
Coba perhatikan lyric Asereje dalam versi bahasa Inggris ini:
—————————————-
Friday night it’s party time
feeling ready looking fine,
viene diego rumbeando,
with the magic in his eyes
checking every girl in sight,
grooving like he does the mambo
he’s the man alli en la disco,
playing sexy felling hotter,
he’s the king bailando et ritmo ragatanga,
and the dj that he knows well,
on the spot always around twelve,
plays the mix that diego mezcla con la salsa,
y la baila and he dances y la canta
Chorus:
aserejè ja de jè de jebe tu de jebere seibiunouva,
majavi an de bugui an de buididipi,
aserejè ja de jè de jebe tu de jebere seibiunouva,
majavi an de bugui an de buididipi
many think its brujeria,
how he comes and disappears,
every move will hypnotize you,
some will call it chuleria,
others say that its the real,
rastafari afrogitano
he’s the man alli en la disco,
playing sexy felling hotter,
he’s the king bailando et ritmo ragatanga,
and the dj that he knows well,
on the spot always around twelve,
plays the mix that diego mezcla con la salsa,
y la baila and he dances y la canta
————————————
Bila kita lihat maka lagu ini, menceritakan seseorang yang sangat tampan rupawan mempesona dan menghipnotis siapa saja, yang bernama Diego.
Dari informasi mantan penganut gereja Setan diketahui bahwa Diego adalah ‘code name’ dari Devil. Khusunya untuk daerah Amerika Selatan dan Spanyol. Dan harus kita ingat, bahwa Lucifer adalah iblis yang rupawan dan ahli musik, termasuk dansa.
Perhatikan lirik awalnya tentang sebuah pesta pada Jumat malam (bukan malam Jumat). Ini merupakan hari kramat bagi setan dibarat (Kalau dinegri kita yang keramat bagi setan itu kamis malam, atau malam jumat).
Ingat film Friday the 13th ? Untuk penganut setan malam Jumat adalah malam dimana mereka mengadakan kebaktian dan pesta.
Perhatikan kombinasi ras si Diego , yaitu afro-gypsy Rastafarian.
Sedangkan Afro atau Afrika terkenal dengan occultnya dan tari-tarian pemujaannya, sehingga mantra santet atau kutuk paling terkenal dan paling hebat datang dari Afrika yaitu Voodoo. Gypsy berbicara tentang peramal dan penyihir. Dan Rasta adalah sebuah mode yang lekat dengan pemberontakan dan Narkoba.
Ragatanga tidak memiliki arti apa-apa dalam bahasa Spanyol. Tapi seluruh Eropa tau bahwa Rangatanga adalah sebuah upacara pemanggilan kekuatan setan dari sebuah grup bidah yang bernama The Rouge.
Perhatikan lirik pada bait keduanya, menceritakan bagaimana Diego dapat datang dan menghilang sesuka hati. Lucifer memang punya prilaku itu dalam kebaktian yang diadakan untuknya. Datang dan pergi tidak ada yang tahu.
Kemudian Diego disebut brujeria, penulis coba mencari arti kata brujeria di Internet, dan anda akan terkejut bila anda mengetikan brujeria.com di browser anda. Anda akan melihat gambar kambing, yang merupakan lambang antikris, dan saat anda masuk dalam websitenya anda mungkin akan segera bergidik dan mual melihat kesadisan dalam web itu. Saya rasa tidak lagi dijelaskan apa brujeria itu.
Nah sekarang kita sampai pada reff-nya yang heboh itu,
aserejè ja de jè de jebe tu de jebere seibiunouva,
majavi an de bugui an de buididipi,
aserejè ja de jè de jebe tu de jebere seibiunouva,
majavi an de bugui an de buididipi
Dalam bahasa Spanyol reff. ini nggak ada artinya, tapi bila dilagukan dengan ritme seperti itu bagi orang Spanyol akan terdengar seperti,
“Jadilah sesat, Jehovah itu tidak ada… , (atau bisa berarti;
sesat bila mempercayai Jehova)
tinggalkan keberadaan/imanmu saat ini….
mereka akan datang kebawah,
dan mereka akan memandu kita “
Kathrine Marshal, yaitu manager dari Institut Paranormal South Hampton mengatakan; Bahwa dalam bahasa suku Assab di bagian barat laut Afrika, asereje mirip dengan dialek mereka dalam sebuah upacara pemanggilan arwah orang yang mati karena kecelakaan. Dan irama upacara pemanggilan arwah itu juga mirip dengan lagu asereje dalam versi perkusi dan tambur.
Asereje memang membius dunia, lagu ini bahkan lebih booming daripada lagu pendahulunya yaitu Macarena, bahkan sebuah radio diAmerika (WAMR FM 107.5) mengaku pernah memutar lagu ini hampir seratus kali dalam sehari. Memang mengherankan bila melihat lagu ini akan segera disukai oleh orang yang mendengarkannya, dan mereka tanpa sadar akan menyanyikannya berulang-ulang. Orang yang mendengarnya akan seperti terhipnotis mendengarkan iramanya.
Pihak Sony memberikan penjelasan resminya terhadap lagu ini, akibat penolakan gereja yang mulai meluas terhadap lagu ini diluar negri.
Bahwa lagu ini bercerita tentang Diego, seorang Rasta Afro Gipsi. (Sebuah gabungan yang aneh seorang negro yang rasta dan juga seorang gipsi). Dan Diego ini menyukai lagu tahun 79 yang berjudul Rapper Delight yang dibawakan oleh Sugar Hill Gang. Dalam reff lagu itu berlirik seperti ini;
I said a hip hop the hippie the hippie
to the hip hip hop, a you dont stop
the rock it to the bang bang boogie
say up jumped the boogie
to the rhythm of the boogie, the beat;
Namun karena si Diego tidak bisa berbahasa Inggris, maka yang dinyanyikan menjadi seperti Ase re je dilidahnya itu. Demikian penjelasan pihak Sony dan manager Las Ketchup.
Walaupun demikian gerakan penolakan terhadap lagu Asereje semakin meluas diluar negri.
Bagaimana dengan anda, bukan berarti melarang anda mendengarkan dan menyukai lagu ini. Tapi bukankah sebaiknya kita menghindarinya ? Sebelum rumor ini menjadi jelas dan dikonfirmasi oleh pihak-pihak yang ahli dan berkepentingan dalam hal ini.

The Von Erich Family

Fritz Von ErichFRITZ VON ERICH


Real Name: Jack Barton Adkisson                                               

Birth Date: August 16, 1929

Died : September 10, 1997 (age 68)

Birth Place: Jewett, TX


Jack Barton Adkisson was born in his family home in Jewett, Texas. He was over 15 lbs at birth and was always bigger than the rest of the kids his age. He later moved to Dallas to attend Crozier Technical High School. Crozier Tech was more of a trade school, but Jack found athletics to be his true calling. He was a great discus thrower and also excelled at football. He received a scholarship to Southern Methodist University in Dallas where he set discus records and was an offensive lineman for the football team. He later lost his scholarship when he decided to marry his high school sweetheart, Doris Smith. After college, Jack played a season of professional football for the Dallas Texans. He had to give up the sport due to injuries. He decided to try wrestling and soon found success when he took on the persona of Fritz Von Erich, a Nazi sympathizer. Jack would be better known as Fritz Von Erich for the rest of his life and even his sons would adopt the last name when they later joined him in the ring. Fritz's wrestling career took his family all over the country. Tragedy first struck the Von Erichs when Fritz, Doris, and their oldest son, Jack Jr., lived in Niagara Falls, NY. Jack Jr. (Jackie) was six years old and decided to walk to a friend's house a few doors down. Another neighbor had been doing work on his home and left some electrical wiring exposed. Jackie brushed against the wires and was immediately knocked unconscious. Jackie fell face first into a puddle of melting snow and drowned. Fritz felt a deep loss and became very angry. He took his anger out on his opponents in the ring. Even the crowd felt his anger when they were brave enough to boo his Nazi character. After his fourth son, Kerry, was born, Fritz became a kinder man and decided to settle his family in one place. The family moved back to Dallas, where Fritz established World Class Championship Wrestling. The promotion achieved great success when the Von Erich boys joined Fritz in the ring. He retired from wrestling in the early 80s, but maintained his ownership of WCCW. After the death of five of his six sons, Fritz decided to leave the wrestling business altogether and retired to his Denton County, TX ranch. He lived a quiet life out of the spotlight, maintaining his many real estate investments. In 1997 cancer was discovered in Fritz's body. Within a month the cancer had spread to his brain and he was given six weeks to live. He died peacefully, on his ranch, on September 10, 1997.





Kevin Von ErichKEVIN VON ERICH


Real Name: Kevin Ross Adkisson

Birth Date: May 15, 1957

Birth Place: Belleville, IL


Kevin, like his brothers, excelled in many sports in college and high school. He received a football scholarship to North Texas State University(now University of North Texas)and played fullback until his junior season when he had to quit due to a knee injury. He soon realized that his plan of playing in the NFL would never be realized and he decided to join his father in the ring. Kevin wrestled for nearly 20 years. He retired in 1993 to spend more time with his wife and four children. Kevin and his family recently moved from the family ranch in Denton County, Texas, very close to the house where he and his brothers were raised. Kevin's family now resides on the north shore of the island of Kauai in Hawaii, where they run the family investment business. In his spare time he enjoys SCUBA diving, spearfishing and just spending time at the beach with his family. Kevin has been married for over 25 years. He has two daughters, Kristen and Jill, who are 26 and 22 years old. His two sons, Ross and Marshall, are 18 and 14. Kevin became a grandfather for the first time to Adeline Claire on September 22, 2004.





David Von ErichDAVID VON ERICH


Real Name: David Allen Adkisson

Birth Date: July 22, 1958

Died : February 9, 1984 (age 25)

Birth Place: Dallas, TX


David Allen Adkisson was born July 22, 1958. David, as well as his brothers, had many fights growing up because of his fathers occupation. Having a wrestler as a father made the boys a t arget for bullies that wanted to say they beat up a wrestler's kid. This brought Kevin, David and Kerry closer together than most brothers and also helped them to develop the fighting skills that they would use in the ring later. David was always very tall for his age which did have its advantages. David became a great basketball player for Lake Dallas High School. He followed in his older brothers footsteps and received an athletic scholarship to North Texas State University for football and basketball. Following Davids college career he joined Kevin in the ring wrestling with his father in WCCW. Kerry soon joined them as well and they teamed up for many six man tag team matches. The most notable was against their rival the Fabulous Freebirds - a tag team consisting of Michael Hayes, Terry Gordy and Buddy Roberts. David was very successful wrestling in one-on-one matches as well. He had great interview skills and the fans quickly fell in love with the Yellow Rose of Texas. Davids career took him all over the United States and Japan. In February of 1984, David traveled to Japan for a three week tour. Before leaving, he complained to Kevin that his stomach had been hurting and that hed been very tired lately. Kevin urged David not to go, but the fact that hed already committed coupled with his love for authentic sushi persuaded him to make the trip. After his match, David returned to his room where he later passed away in his sleep. The cause of death was severe gastroenteritis, which can be serious when left uncured. Davids body was flown back to Texas where he was buried alongside his brother Jackie and his uncle David, his namesake. The funeral procession at David's funeral stretched five miles across Dallas. David will always be remembered by his family for his sense of humor and redhead's temper. He was a wonderful brother, son, and uncle.





Kerry Von ErichKERRY VON ERICH


Real Name: Kerry Gene Adkisson

Birth Date: February 3, 1960 

Died : February 18, 1993 (age 33)

Birth Place: Niagara Falls, NY


Kerry was the fourth son of Jack and Doris Adkisson. He was born shortly after their first son, Jack Jr. (Jackie) was electrocuted in a tragic accident. Kerry was a great football player and excelled at throwing the discus. He broke records at many levels including his father's own junior world record. He received a scholarship to the University of Houston where the Olympic coach would be his trainer. Kerry qualified for the 1980 US Olympic team, but the games were boycotted that year. He then decided to join his brothers in the ring. Kerry was very charismatic and a great performer. In 1984, he became NWA World Heavyweight Champion and enjoyed years of success in the wrestling industry. Outside of the ring, Kerry was the joker of the family. He loved making people laugh and had a daredevil personality. Kerry lost his foot in a motorcycle accident in 1986. He returned to wrestling with a prosthetic foot, which was unkown to many fans. Kerry became addicted to the drugs that were originally prescribed for the pain from the surgery. In 1993, shortly after his marriage had ended, Kerry was arrested for possesing the painkillers without a prescription and faced prison time. Kerry committed suicide at the family ranch on February 18, 1993. He left behind two loving daughters, Hollie and Lacey, who are ages 22 and 20 today.





Mike Von ErichMIKE VON ERICH


Real Name: Michael Brent Adkisson

Birth Date: March 2, 1964

Died : April 13, 1987 (age 23)

Birth Place: Dallas, TX


Mike was born in Dallas, TX after the family had settled in the North Texas area for good. He was the fifth of six brothers, although 4 years younger than his next older brother. Mike looked up to his older brother Kerry, much like David and Kerry looked up to Kevin. Mike found some success in high school sports, but his real love was music. He loved to play guitar and dreamed of a musical career. After high school he found it easier to enter the wrestling profession with his brothers. After the death of his older brother David, the spotlight was turned to Mike to become the next star. Mike found great success right away. His success took him on a tour to Israel in 1985 where Mike suffered a severe shoulder injury. He had a seemingly succesful surgery to repair his shoulder, but soon suffered from a fever that reached as high as 107 degrees. Mike was diagnosed with Toxic Shock Syndrome. He suffered through treatment and came very close to death. Miraculously Mike survived, but had lost most of his body mass. He tried to return to the ring but his body had suffered too much from the illness. Sadly, Mike ended his own life on April 12, 1987.





Chric Von ErichCHRIS VON ERICH


Real Name: Christopher Barton Adkisson

Birth Date: September 30, 1969

Died : September 12, 1991 (age 21)

Birth Place: Dallas, TX
At only five and a half feet tall, Chris was the smallest and youngest of the Von Erich brothers. What he lacked in size he made up for in heart. Chris was an animal lover and living on a large ranch in East Texas gave him the opportunity to raise several types of animals including dogs, flying squirrels, quail, sugar gliders and others. He also had a love for art and Native American culture. He spent his days as a youth either working out, raising and breeding animals, creating art or searhcing the ranch for arrow heads and other Native American artifacts. Chris wanted to wrestle more than any of the five and worked for hours daily on his physique. Unfortunatley Chirs suffered from asthma and was required to take medicine that inhibited his growth and made his bones very brittle. By the time Chirs was old enough to enter the ring WCCW was no more and interest in the independent wrestling circuit had waned. He suffered from broken bones in the ring due to his medication and was never able to enjoy the fame of his older brothers. Chris became frustrated and depressed after losing his brothers and his failures in the ring. He ended his own life on September 12, 1991 shortly before his 22nd birthday.



ROSS VON ERICH


Real Name: David Michael Ross Adkisson

Birth Date: June 1, 1988

Birth Place: Grand Prairie, TX
At only 20 years old, David Michael (Ross) Adkisson is a true, up-and-coming talent. While endless hours in the gym and an exceptional work ethic are essential traits of all serious, young athletes, Ross has also been blessed with agility, speed, and overall natural ability. Ross was a stand-out in track, football, and weight lifting throughout his adolescence. Ross is most commonly compared to Kerry, citing his stance, his graceful running form and his ability to build lean muscle easily. He has won several fitness and weight lifting competitions as well as coach's awards and recognition for his performance throughout high school. Currently, Ross is in college in Texas. He occasionally does appearances and has even wrestled a couple of times.

Salah Kaprah

Berikut ini adalah dokumentasi dari salah kaprah yang ada, dan didokumentasikan dalam blog ini:

1. Manusia itu berasal dari kera ( Kesalahan Teori Evolusi Manusia (Darwin)
2. Takdir yang tidak bisa diubah (Hanya Doa Yang Bisa Mengubah Takdir)
3. Hizbullah, Lawan atau Kawan (ANDA SIMPATI DENGAN KAUM MUSLIMIN DI LIBANON, BACA INI SEBELUM TERTIPU)
4. Masuk surga itu susah (KIAT MASUK SURGA DENGAN MUDAH)
5. Planet Pluto planet ke sembilan dalam tata surya kita (PLUTO, NASIBMU KINI)
6. Iblis menyukai maksiat saja.(ADA YANG DISUKAI IBLIS DARIPADA MAKSIAT!!)
7. Amal yang sedikit tidak bisa masuk surga (Beramal SEDIKIT dan diberi PAHALA banyak (SURGA))
8. Hadits-hadits seputaran bulan Ramadhan (HADITS-HADITS DHAIF YANG TERSEBAR SEPUTAR BULAN RAMADHAN)
9. Berbuka dengan teh manis sama dengan memakan kurma (BERBUKALAH DENGAN YANG MANIS.......)
10. Surga itu berada dibawah telapak kaki ibu (BENARKAH SORGA BERADA DITELAPAK KAKI IBU??)
11. Jilbab, hanya fashion orang Arab saja? (JILBAB, MASIHKAH DIKAU DIPERTANYAKAN??)
12. Sholat tarawih diseling ceramah. (Dicari: Masjid yang tidak pake ceramah saat tarawih!!)
13. (Lagi) Tentang ibadah Puasa di bulan Ramadhan (SALAH PAHAM terhadap PUASA!!!)
14. Jihad akbar adalah melawan hawa nafsu? (JIhad Akbar, melawan hawa nafsu?)
15. Mengawali Idul Fithri dari instruksi lembaga non pemerintah (Mulai Puasa dan Mengakhirinya bersama PEMERINTAH)
16. Poligami tidak menyebabkan istri Nabi cemburu.((Bahkan) Para Istri Nabi pun Saling Cemburu..)
17. Kisah Al Qamah (KISAH SAKARATUL MAUTNYA ALQAMAH)
18. Tsa'labah, sahabat Nabi yan tidak bersyukur? (Meluruskan Cerita Tentang Tsa'labah bin Hathib,)
19. Perbedaan adalah rahmat? (Perbedaan Pendapat Pada Umatku Adalah Rahmat?)
20. Keutamaan negeri Cina pada jaman Nabi? (Tuntutlah ilmu sekalipun ke negeri Cina)
21. Idul Fithri = kembali suci (Idul Fithri, Bukan Kembali Suci!!)
22. Menyambung tali silaturahmi dengan teman. (Bukan Silaturrahim, Tapi Ziarah!!)
23. Status mualaf (walau sudah bertahun-tahun) (Sudah Lima Tahun Tapi Masih Mualaf)
24. Berzikir dengan biji suhbah/tasbih? (Adakah Biji Tasbih Pada Zaman Rasulullah?)
25. Menyebut Yahudi dengan Israel. (Biasakan Menyebut Yahudi Bukan Israil...)
26. Lailatul Qadr hanya sekali datangnya. (APAKAH MALAM LAILATUL QADAR ITU SUDAH PASTI PADA SUATU MALAM PADA SETIAP TAHUNNYA)
27. Boleh berbisnis dengan sistem MLM (Ikutan Bisnis MLM, Gimana Hukumnya?)
28. Apa Wali Allah hanya Wali Songo itu? (Wali Alloh, Siapakah Dia?)
29. Adanya zakat profesi (Adakah Zakat Profesi ?)
30. Hisab atau pakai ru'yat? (Dulu, Ternyata Mereka Pake Rukyat Lho..)
31. Boleh menyalahi pemerintah dalam perayaan dua Ied. (Taat Ke Pemerintah, Kek Gimana?)
32. Minta maaf sebelum mulai puasa.(NGGAK USAH MINTA MAAF.....)
33. Pahlawan mesti masuk surga (Pahlawan, Apa Mesti Masuk Surga?)
34. Malaikat pencabut nyawa bernama Izrail (Malaikat Izrail, Malaikat Pencabut Nyawa?)
35. Muhrim apa Mahrom? (Maaf, Kamu Bukan Muhrim Saya….)
36. Emas putih itu platina (Apa Emas Putih = Platina?)
37. Luka bakar dilumuri kecap dan lainnya ((Salah Paham) Jangan Lumuri Luka Bakar Dengan Kecap!!!)
38. Harta kita bukan milik orang tua kita (Perhatian: Ternyata Harta Kita Ini Milik Bapak Kita....)
39. Harus ada dalil yang melarang ibadah yang (salah) jika kita kerjakan (MANA DALIL YANG MELARANGNYA PAK ??.....)
40. Demonstrasi itu boleh. (Sebuah Kritik Untuk Demonstrasi.)
41. Nabi Adam, Nabi dan Rasul pertama (Nabi Adam Bukan Rasul Pertama.)
42. Sahabat Ali saja dilarang poligami. ((Bantahan) Benarkah Sahabat Ali Dilarang Nabi Berpoligami?)
43. Majelis Zikir adalah majelis dengan berzikir bersama-sama. (Meluruskan Arti Majelis Dzikir)
44. Boleh memilih-milih pendapat imam madzab. (Fikih Gado-Gado!!)
45. Sujud wanita berbeda dengan kaum lelaki. (Perhatikan Sujudmu Wahai Kaum Wanita!)
46. Bikin ratiban sebelum berangkat haji. (Walimatus Safar Menjelang Berangkat Haji, Adakah Tuntunannya?)
47. Sholawat Badar (Shalawat Badar: Shalawat Yang Tidak Benar!!)
48. Orang yang sudah meninggal disebut almarhum/almarhumah (Hukum Mengucapkan Fulan Almarhum ??)
49. Roh orang mati bergentayangan. (Apa Benar Ruh Orang Mati Bisa Balik Ke Rumah?)
50. Jenggot itu tidak wajib hanya sunnah. (Memelihara Jenggot Itu Hakikatnya Sama Dengan Memakai Jilbab!)
51. Menyingkat salam dengan Ass. Wr. Wb (Luangkan Waktu Sejenak Untuk Menulis Doa (tentang SWT,SAW de el el).)
52. Manusia sudah pernah ke bulan. (Kenapa Tidak Terbang Lagi ke Bulan?)
53. Posisi sholat Dorce di shof perempuan. (Dimana Posisi “Bunda” Dorce Ketika Sholat?)
54. Sejarah terbunuhnya cucu nabi, Husein. (Meluruskan Sejarah Terbunuhnya Al Husein Radiyallahu'anhu)
55. Sunni, Syiah bisa akur.(Sampai Kapan Mereka Bertikai? (Sunni VS Shia))
56. Surga dan Neraka belum ada. (Buat Yang Tidak Percaya Neraka Sudah Ada.)
57. Tidak boleh nepotisme. (Nepotisme, Apa Tidak Boleh?)
58. Dengan KB lebih sejahtera. (Pars Pro Toto: Program KB Di Indonesia.)
59. Kepiting itu haram. (Akhirnya Kepiting Jadi Halal Karena Bertamu!)
60. Tidak boleh memukul anak (walau nakal sekalipun.) (Boleh Nggak Sih Memukul Anak?)
61. Fitnah yang lebih kejam dari pembunuhan. (Fitnah itu LEBIH KEJAM daripada PEMBUNUHAN)
62. Sirik atau Syirik?(SI SIRIK DAN JUWITA)
63. Sudah shalat Jenazah masih melakukan shalat Ghaib.((Salah Kaprah) Sudah Sholat Jenazah, (Masih) Sholat Ghaib.)
64. Sifat Allah hanya 20 saja.(Koreksi Terhadap Penetapan Sifat 20 Bagi Allah)

Taken from : http://thetrueideas.multiply.com/journal/item/442

10 Pertandingan Terbaik di Piala Dunia

10) Argentina* 2-2 Inggris – Babak 16 Besar 1998

Tak banyak pertandingan yang bisa dikenang dalam tiga atau empat edisi Piala Dunia terakhir, tapi pertandingan ini menjadi salah satunya. Pembicaraan sebelum pertandingan banyak membahas soal balas dendam Inggris setelah tersingkir dari perempat-final 1986 akibat gol Tangan Tuhan Diego Maradona.

Dalam 16 menit, sudah terjadi tiga gol. Penalti Gabriel Batistuta membawa Argentina memimpin, tapi Alan Shearer berhasil menyamakan kedudukan. Pemain muda berusia 18 tahun bernama Michael Owen mencetak gol individual yang indah sebelum disamakan Argentina melalui Javier Zanetti.

David Beckham dikartumerah wasit pada babak kedua karena menendang Diego Simeone, gol Sol Campbell dianulir karena Shearer dianggap sudah melakukan pelanggaran terhadap Carlos Roa, dan pertandingan berujung pada adu penalti.

Seperti yang terjadi di Italia delapan tahun sebelumnya, Inggris kembali tidak beruntung. Paul Ince dan David Batty gagal menjalankan tugas sebagai eksekutor setelah tendangan mereka dimentahkan Roa.

9) Jerman 0-2 Italia - Semi-Final 2006

Tak ada akhir pertandingan yang lebih dramatis dibandingkan pertandingan Jerman-Italia di Dortmund, 2006.

Dua raksasa Italia ini bertarung sengit selama 119 menit. Meski tak tercipta gol pada waktu normal, peluang bertebaran. Gianluigi Buffon mementahkan dua tendangan Bernd Schneider dan Lukas Podolski, sedangkan dua peluang Italia melalui Alberto Gilardino dan Gianluca Zambrotta menghantam tiang gawang.



Saat pertandingan seperti akan ditentukan melalui adu penalti, Fabio Grosso muncul dan melepaskan tendangan melengkung. Sontak, fans Italia bergembira. Selang beberapa detik kemudian, Alessandro del Piero menggandakan keunggulan Italia. Azzurri lolos ke final dan akhirnya mengalahkan Prancis melalui adu penalti untuk merebut gelar juara.

8) Hongaria 2-3 Jerman Barat – Final 1954

Magical Magyars asuhan Gusztav Sebes tampaknya tidak terkalahkan saat menghadapi Jerman Barat di final 1954 di Bern. Hongaria mengantungi rekor 31 partai tak terkalahkan, termasuk kemenangan 6-3 atas Inggris di Wembley. Hongaria merevolusi taktik sepakbola dengan sistem serangan yang dibangun empat pemain handal --  Sándor Kocsis, József Bozsik, Nándor Hidegkuti, dan tentu saja Ferenc Puskas.


Hongaria mampu membukukan 17 gol hanya dalam dua pertandingan grup, termasuk kemenangan 8-3 atas lawan mereka di final. Jumlah tersebut ditambah kemenangan atas dua tim finalis 1950, Brasil dan Uruguay. Di final, mereka unggul dua gol dalam delapan menit dan kelihatannya kemenangan sudah di depan mata. Tapi, hujan turun dan cuaca berpihak kepada Jerman Barat.

Fritz Walter memimpin Jerman Barat meraih kejayaan. Gol Uwe Rahn pada menit ke-83 membalikkan keadaan 3-2 untuk Jerman Barat. Pasukan Sepp Herberger meraih gelar juara dan sampai saat ini pertandingan dikenang sebagai "Mukjizat di Bern".

7) Brasil 4-2 Peru – Perempat-Final 1970

Estadio Jalisco di Guadalajara menjadi saksi pertemuan dua klub yang tampil mempesona selama Piala Dunia 1970. Pelatih Brasil, Mario Zagallo, berhadapan dengan bekas rekan setimnya, Didi, yang melatih Peru.

Brasil, yang akhirnya keluar sebagai juara, memainkan sepakbola menyerang sejak menit pembuka. Tendangan Pele menghantam tiang, sebelum Rivelino mencetak gol melalui tendangan kaki kiri. Tostao menaklukkan Luis Rubinos untuk menambah keunggulan Brasil. Satu lagi gol tercipta melalui Rivelino, tapi dianulir. Semuanya terjadi pada 20 menit pertama.

Peru tak menyerah. Mereka memiliki salah satu bek terbaik di Amerika Selatan saat itu, Hector Chumpitaz, dan gelandang trengginas Teofilo Cubillas. Alberto Gallardo berhasil mempertipis ketertinggalan Peru. Namun, Brasil mengembalikan keunggulan melalui Tostao, sebelum kembali dikejar Cubillas. Saat Peru mencoba mencari gol penyama kedudukan, Jairzinho menyelesaikan pertandingan dengan menciptakan gol keempat.

6) Portugal 5-3 Korea Utara – Perempat-Final 1966

Kekuatan Portugal saat itu mencerminkan kejayaan Benfica yang sedang merajai Eropa. Portugal mampu mengalahkan juara bertahan Brasil sebelum mencapai semi-final dan dikalahkan tuan rumah Inggris. Dua pemain bintang Portugal adalah Mario Coluna dan Eusebio, yang menjadi topskor turnamen dengan sembilan gol dan dianggap sebagai salah satu striker terbaik dunia.

Portugal memenangi seluruh tiga pertandingan grup dan mencetak total sembilan gol, termasuk menyisihkan Brasil. Pada babak delapan besar, Portugal tertinggal tiga gol dan berhasil membalas 5-3 -- empat gol di antaranya dicetak Eusebio.

Korea Utara tampil sebagai tim kejutan turnamen. Mereka berhasil mencapai perempat-final berkat kemenangan bersejarah 1-0 atas Italia. Korea Utara kembali membuat kejutan dengan unggul tiga gol dalam 25 menit atas Portugal. Tapi mereka kurang pengalaman dan terus berupaya melancarkan serangan. Pada akhirnya, kepiawaian Eusebio memandu Portugal memenangkan pertandingan. Gol kelima Portugal dicetak Jose Augusto.

Kedua tim kembali bertemu di Piala Dunia kali ini.

5) Jerman Barat 3-3 Prancis – Semi-Final 1982

Tiga hari setelah partai Brasil-Italia yang penuh ketegangan, Spanyol '82 juga menghadirkan partai klasik di babak semi-final. Kedua negara bertambah kuat seiring dengan berjalannya turnamen. Banyak pemain berkelas dunia yang tampil, seperti Michel Platini, Alain Giresse, Jean Tigana, Paul Breitner, Uli Stielike, dan Pierre Littbarski.

Littbarski membuka kedudukan, tapi disamakan penalti Platini. Pertandingan menghangat. Terjadilah salah satu kejadian paling kontroversial dalam sejarah Piala Dunia ketika kiper Jerman Barat Harald Schumacher merontokkan bek Prancis Patrick Battiston dalam suatu perebutan bola. Battiston terkapar tak sadarkan diri dengan dua giginya tanggal, sedangkan Schumacher lolos dari kartu merah -- bahkan wasit tidak menilainya sebagai sebuah pelanggaran. Schumacher menjadi tokoh jahat di sisa Piala Dunia.


Pertandingan dilanjutkan hingga perpanjangan waktu. Prancis mampu mencetak dua gol melalui Marius Tresor dan Giresse. Sepertinya Les Bleus akan melaju ke final, tapi Jerman Barat menunjukkan ketangguhan mental dan berhasil membalikkan keadaan. Karl Heinz Rummenigge dan Klaus Fischer berhasil memaksa pertandingan diselesaikan melalui adu penalti.

Stielike gagal menjalankan tugas sebagai eksekutor -- dan sampai saat ini menjadi satu-satunya pemain Jerman (Barat) yang gagal di adu penalti. Namun, Schumacher mampu mematahkan eksekusi Didier Six dan Maxime Bossis untuk mengantarkan Jerman Barat ke babak puncak.

4) Jerman Barat 3-2 Inggris AET – Perempat-Final 1970

Piala Dunia 1970 dipenuhi partai-partai klasik dan tiga di antaranya masuk daftar ini. Salah satunya adalah laga perempat-final antara Jerman Barat dan Inggris di Leon, sekaligus ulangan final 1966.

Inggris masih diperkuat empat eksponen '66 -- Bobby Moore, Bobby Charlton, Martin Peters, dan Geoff Hurst -- bermain baik pada sejam pertandingan. Mereka mampu unggul 2-0 melalui Alan Mullery dan Peters.


Tapi, seperti yang selalu terjadi dalam sejarah, jangan remehkan semangat Jerman. Franz Beckenbauer, Wolfgang Overath, dan Gerd Mueller adalah pemain andalan Helmut Schoen. Ketika Juergen Grabowski dimasukkan, arah pertandingan berbalik. Beckenbauer menghidupkan peluang Jerman Barat pada menit ke-68, sebelum Uwe Seeler menyamakan kedudukan melalui gol sundulan. Di babak perpanjangan waktu, Jerman Barat tak terhentikan. Mueller memastikan kemenangan Jerman Barat melalui gol jarak dekat pada menit ke-108.

3) Brasil 1-1 Prancis* - Perempat-Final 1986

Dalam taraf keterampilan bersepakbola, inilah Piala Dunia terbaik sepanjang masa. Prancis memiliki tim terhebat mereka yang beranggotakan Platini, Giresse, Tigana, dan Dominique Rocheteau yang sudah memasuki usia 30-an. Sementara itu, Socrates, Junior, dan Zico tampil untuk kali terakhir di Piala Dunia bersama Brasil.


Di bawah sengatan terik matahari, Brasil mampu unggul melalui Careca, tapi menyia-nyiakan serangkaian peluang menggandakan keunggulan. Prancis mampu menyamakan kedudukan melalui Platini. Kedua tim saling bertukar peluang untuk mencuri keunggulan. Publik stadion Guadalajara tak henti-hentinya menyorakkan nama Zico, yang duduk sebagai pemain cadangan. Tele Santana akhirnya goyah dan memasukkan Zico pada babak kedua. Brasil berhasil memperoleh hadiah penalti, tapi Zico gagal menaklukkan Joel Bats.

Pertandingan akhirnya ditentukan melalui adu penalti. Dua kapten tim, herannya, gagal menjalankan tugas. Socrates dan Platini. Prancis akhirnya sukses memetik kemenangan dan melaju ke babak empat besar.

2) Italia 4-3 Jerman Barat AET – Semi-Final 1970

Pertandingan ini terjadi pada 17 Juni 1970 dan dinobatkan sebagai "Pertandingan Abad Ini". Saking bersejarahnya pertandingan ini, sebuah monumen dibangun di luar stadion Azteca, Mexico City, yang bertuliskan, "Stadion Azteca menyampaikan rasa hormat untuk tim Italia (4) dan Jerman (3), yang tampil di Piala Dunia 1970, 'Pertandingan Abad Ini'."

Sembilan puluh menit pertama pertandingan berlangsung dramatis, tapi tidak bisa dianggap sebagai "Pertandingan Abad Ini". Italia unggul pada menit kedelapan melalui tendangan keras Roberto Boninsegna dan tampil bertahan. Jerman Barat terus menggedor. Bahkan Franz Beckenbauer tampil dengan tangan dibebat. Bek Karl-Heinz Schnellinger akhirnya mampu menyamakan kedudukan pada menit terakhir pertandingan.

Pertandingan di babak perpanjangan waktu sungguh tak terduga. Lima gol tercipta dalam 30 menit. Mueller membawa Jerman Barat unggul, tapi Tarcisio Burgnich dan Gigi Riva membalikkan kedudukan. Pada menit ke-110, Mueller kembali menyamakan kedudukan. Dari kick-off yang tercipta, Italia kembali unggul melalui Gianni Rivera. Gol tersebut akhirnya menjadi penentu pertandingan yang berlangsung sangat mendebarkan itu.

1) Brasil 2-3 Italia – Babak Kedua Grup C 1982

Brasil edisi 1982 dianggap sebagai tim terbaik yang gagal menjuarai Piala Dunia. Pasukan Tele Santana dilengkapi sederetan pemain hebat semacam Leandro, Junior, Socrates, Falcao, Eder, dan pemain terbaik dunia Zico. Sebelum laga melawan Italia, Brasil mengantungi 13 gol dalam empat pertandingan melalui sepakbola Samba mereka. Selecao menjelma jadi calon kuat juara dunia dan hanya butuh seri untuk lolos ke semi-final.

Italia sebaliknya, tampil buruk pada awal turnamen dengan hanya bermain imbang pada babak pertama grup. Setelah didera kritik media, mereka menerapkan puasa bicara. Tanda-tanda peningkatan muncul ketika mengalahkan Argentina 2-1, tapi tak ada yang berani menjagokan mereka mampu menaklukkan Brasil dan keluar sebagai juara.


Paolo Rossi, kembali dari hiatus dua tahun, muncul sebagai pahlawan kemenangan dengan mempersembahkan hat-trick untuk Italia.

Azzurri mampu unggul dua kali, tapi berhasil disamakan Brasil melalui Socrates dan Falcao. Saat pertandingan tersisa 16 menit, Rossi membukukan gol kemenangan memanfaatkan situasi tendangan penjuru.

Pertandingan ini menggambarkan segalanya -- peluang yang terbuang, aksi hingga akhir laga, penampilan individual dari Bruno Conti dan Falcao, kaus Zico yang robek karena ditarik Claudio Gentile, dianulirnya gol Italia yang seharusnya membuat mereka unggul 4-2, dan penyelamatan gemilang Dino Zoff dari peluang sundulan Oscar.



Dikutip dari sumber : www.goal.com